Suffragettes Dan Kasus Yamaguchi Maho Ngt48

Download Suffragettes Dan Kasus Yamaguchi Maho Ngt48 Now!

Suffragettes. Terdengar asing? Well, saya tidak akan heran. Karena kata-kata ini jarang digunakan kini sehabis usia even bersejarah ini sudah mencapai 100 tahun. Dan keadaan dunia sudah berubah total dari ketika event ini terjadi. Apa saja yang berubah? Rasanya sih secara prinsip dasar, kita malah mungkin lebih udik dari 100 tahun lalu.


Pertama-tama, apa itu Suffragettes? Dari segi historinya, Suffragettes yaitu gerakan yang bertujuan untuk menciptakan kesamarataan gender pada perempuan dalam hal politik. Well, kembali lagi ke politik, masuk akal saja, #2019 tahun politik.

Dimulai dari PD I, dimana ribuan laki-laki yang masuk militer kehilangan hak pilihnya. Hal ini memicu banyak penggerak hak perempuan kembali memperjuangkan akan kesempatan mereka untuk ikut memakai hak pilih. Ya, hak pilih dalam politik.

Sebelum Suffragettes, tugas perempuan dalam politik sangat dibatasi. Di Inggris pada 1916, ribuan laki-laki remaja yang ikut dalam PD I otomatis kehilangan hak pilih alasannya peraturannya yaitu siapapun yang tidak berada di rumah tidak akan mendapat hak pilih. Sementara itu, perempuan tidak diizinkan untuk menentukan dalam politik.

Aktivis menyerupai Emmeline & Christobel Prankhurst termasuk yang terdepan dalam memimpin gerakan ini di Inggris, awal mula gerakan Suffragettes yang kemudian juga masuk ke US. Well, untuk singkatnya ada up & downs untuk gerakan ini.

Pandangan bahwa perempuan seharusnya tidak ikut-ikutan dalam “men’s world” tidak gampang dihilangkan. Winston Churchill salah satu yang paling menentang Suffragettes. Saat perempuan sudah mendapat haknya dalam politik pun, batasannya masih terlampau tinggi ketika itu.

Beberapa misalnya yaitu syarat bahwa hanya perempuan diatas 30 tahun dan mempunyai kediaman permanen sajalah yang diperbolehkan ikut dalam pemilu 1918. Kebijakan yang tidak menyentuh banyak kelas pekerja, yang mana yaitu yang paling banyak. Baru satu dekade kemudian batasan umur diturunkan menjadi 21.

Contoh lain, di 1910 hak pilih untuk perempuan bekerjsama sudah sanggup dilegalkan bila saja tidak ditolak mentah-mentah oleh PM Inggris waktu itu. Yang mana ini menciptakan demonstrasi besar dan gres pada 1918 Suffragettes kesudahannya membuahkan hasil.

Nah, posisi perempuan yang lebih rendah ini bekerjsama masih sanggup kita lihat dimana-mana. Suffragettes menciptakan perubahan besar dalam hal politik, tapi di banyak aspek lain, masih banyak hal dasar yang hilang atas nama “kesamarataan hak gender”

The Chrysantemum Princess

Beberapa tahun kemudian saya menulis juga perihal hal ini, dalam topik suksesi di kekaisaran Jepang. Seperti yang kita tahu, Kaisar Akihito akan turun tahta pada 2019 ini, dan biarpun siapa pewaris tahta sudah jelas, untuk generasi berikutnyalah problema muncul.

Jepang masih satu negara dimana hak untuk perempuan, dalam hal ini sanggup dibilang hak politik juga sangat dibatasi alasannya perempuan masih tidak diperbolehkan untuk menduduki tahta kekaisaran. Yang jadi duduk masalah yaitu Kaisar Jepang selanjutnya, Naruhito hanya mempunyai satu anak perempuan, Putri Aiko

Well, duduk masalah perihal “hak perempuan” baik dalam politik maupun personal ini membawa kita ke topik selanjutnya.

Well, bagaimana dengan ngidolnya? Berkaitan dengan Suffragettes, yang ingin kubahas yaitu perihal masalah yang menimpa NGT48 belakangan ini. Sebelumnya sudah kutulis sedikit -banyak- perihal ini, tapi ternyata kasusnya menggelinding. Snowballing.

Oke, saya tidak akan membicarakan perihal Love ban rules, alasannya tampaknya sudah terlalu sering kubahas soal ini di tiap artikel skandal. Sebelumnya saya menyampaikan bila semua hal ini lebih alasannya ketakutan yang berlebihan, kini mungkin bermetamorfosis lebih serius.

Banyak media internasional pun mengangkat masalah ini, berbeda dengan ketika Minegishi di 2012, kali ini efeknya jauh lebih kentara. Dari yang saya tahu, banyak sponsor NGT menarik diri, which is interesting how deep the scar is. It’s not going to healing anytime soon.

Karena hal ini sudah sanggup dikatakan diluar kendali. Mengganti manajer tidak akan menciptakan kasusnya selesai. Media pun tampaknya masih belum bosan mengipasi masalah ini. And I sure didn’t catch how and where this case gonna keep going.

Maho Yamaguchi, a member of the Japanese pop group NGT48
Dark side of idol? Hell sure, surprise me then. Tapi alasannya belum ada titik terang perihal apa dan bagaimana yang bekerjsama terjadi, I don’t buy any “speculation” shits, perihal member A, B, C, atau Yamaguchi yang terlibat. Atau bagaimana administrasi meng-handle masalah ini. Mungkin tidak akan pernah kita tahu yang sebenarnya.

Well, bagaimana tampaknya dunia bersatu untuk menjatuhkan NGT mungkin bukan hal baru. Media yang memojokkan juga tampaknya gres kali ini kulihat, dan alasannya spekulasi tidak akan membantu, kemana arahnya mungkin layak dinantikan menyerupai debat capres.

Sehubungan dengan Yamaguchi, dan Suffragettes yang kubahas diatas, juga bagaimana posisi perempuan di Jepang, it’s all complicated. Dia menjadi whistleblower dan posisinya entah akan membaik atau tidak, atau motif di balik semua ini.

Sejujurnya, saya tidak ingin membahas banyak perihal ini alasannya memang bukan bidang keahlianku. Hanya mengikuti masalah ini dari permukaan saja. Jadi, saya ingin tanya pada yang sudah lebih jauh mendalami, apa opini kalian?

Dan tentu saya mengharap balasan, alasannya sanggup jadi ini yaitu masalah yang akan menghantam semua idol Aki-P yang kita tahu, termasuk Sakamichi.

All images and videos used is credited to it’s respective owners

Sumber http://overseas48g.blogspot.com/

Download Suffragettes Dan Kasus Yamaguchi Maho Ngt48

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel